separate
KIAT (Kumpulan Kisah dan Untaian Nasehat) berisi deretan kisah-kisah terbaik sepanjang zaman sejak Manusia pertama Nabi Adam hingga sekarang
banner ad
logo

Monday, May 30, 2011

Donat Madu Mini

Kisah Menakjubkan : Perjalanan Hidup Imam Syafi’i yang Terkenal dengan Kecerdasannya (part 1)

Imam Syafi’i bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris As Syafi’i, nama kuniyahnya adalah Abu Abdillah. Dia dilahirkan di kota Gazzah (Gaza, Palestina) pada Tahun 150 H. Setelah ayah Imam Syafi’i meninggal dan 2 tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke kota Mekkah, tanah air nenek moyang. Ia didampingi oleh Ibunya.(Dan memang sebagian besar orang sukses/besar biasanya didampingi oleh wanita, seperti halnya Rasulullah dalam berjuang dia didampingi oleh istrinya Khadijah).

Pada Saat Imam Abu Hanifah meninggal, dia tiba di Kota Mekkah pada umur 10 Tahun. (Urutan Imam yaitu ; Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad). Nasabnya bertemu dengan Rasulullah. Dia merupakan keturunan dari Al Muththalib.

Kecerdasan adalah anugerah dan karunia Allah yang diberikan kepada hambanya sebagai nikmat yang sangat besar. Di antara hal-hal yang menunjukkan kecerdasannya:
1. Kemampuannya menghafal Al-Qur’an di luar kepala pada usianya yang masih belia.
2. Cepatnya menghafal kitab Hadits Al Muwathta’ karya Imam Darul Hijrah, Imam Malik.
3. Rekomendasi para ulama sezamannya atas kecerdasannya.

Namun kecerdasannya tidak digunakan untuk belajar ilmu fiqih dan ilmu-ilmu agama lainnya tapi digunakan untuk menghafal syair-syair Arab. Kemudian Allah menghendaki dia bertemu dengan Mushab bin Abdillah. Ketika bertemu dengan Mushab dia berkata kepada Imam Syafi’i : “Kecerdasanmu tidak cocok untuk hanya menghafal syair-syair  tapi  lebih  baik digunakan untuk mempelajari Al Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah”. Ketika mendengar nasehat dari Mushab ia akhirnya mulai mempelajari ilmu-ilmu fiqih dan ilmu agama lainnya.

Kemudian dia mau berangkat ke Madinah karena di sana ada Imam Malik. Sebelum berangkat ke Madinah dia meminta kepada Gubernur Mekkah untuk dibuatkan surat rekomendasi  belajar kepada Imam Malik. Dan sebelum berangkat dia memang sudah hafal Kitab Imam Malik yang sangat terkenal yaitu kitab Al Muwathta’. Kemudian dia berangkat ke Madinah dan sesampai di Madinah dia bertemu dengan Gubernur Madinah. Gubernur pun mengantarkannya ke rumah Imam Malik. Ketika tiba di rumah Imam Malik, kemudian Gubernur mengetuk pintu lalu dibukakan dan disambut oleh anak kecil pembantunya. Gubernur berkata, “Apakah Imam Malik ada? Sampaikan padanya bahwa ada Gubernur mau bertemu di luar”. Kemudian pembantunya menemui Imam Malik dan menyampaikan pesan Gubernur. Lalu Imam Malik menyuruh pembantunya agar Gubernur menuliskan pesannya pada kertas karena dia sangat sibuk dan sangat menghargai waktu.
Kemudian Pembantunya menemui Gubernur dan berkata, “Imam Malik sedang sibuk dan jika ada pesan penting yang akan disampaikan, tuliskan saja pada kertas  ini”.
Lalu Gubernur berkata, “Tolong sampaikan kepada Imam Malik bahwa ada surat yang akan disampaikan dari Gubernur Mekkah.”
Lalu pembantunya kembali menyampaikan kepada Imam Malik. Lalu Imam Malik pun keluar menemui Gubernur dan berkata, “Wahai Gubernur, ada tujuan apa gerangan engkau kemari, apakah hanya untuk urusan dunia atau untuk  urusan agama?” 
Begitulah para Imam terdahulu harus menanyakan terlebih dahulu tujuan orang menemuinya. Maksudnya ditanyakan oleh Imam Malik  agar jika tujuannya untuk urusan dunia maka dia akan biasa-biasa saja begitu pula penampilannya tapi jika untuk urusan agama atau ada yang mau bertanya tentang hadits maka dia harus memakai pakaian yang rapi dan memuliakan orang yang akan bertanya.
Lalu Gubernur menjawab, “Ini ada surat dari Gubernur Mekkah yang akan kami berikan”
Setelah menerima surat tersebut dan membacanya, dia membuang surat tersebut dan berkata, “ Subehanallah... Apakah untuk ikut bermajelis denganku harus dengan perantara surat seperti ini? Padahal jika ada yang ingin bergabung dalam majelisku tidak perlu harus memakai surat pengantar, cukup ikut bergabung saja.”

Lalu Imam Syafi’i pun menampakkan diri di hadapan Imam Malik. Lalu Imam Malik pun kagum melihat sosok kepribadian Imam Syafi’i. Dia memiliki firasat dan sudah bisa membaca kecerdasan luar biasa yang dimiliki pemuda tersebut, dan begitulah orang-orang Sholeh, dia diberikan firasat oleh Allah untuk mengetahui karakter atau kepribadian yang dimiliki seseorang. Lalu Imam Malik berkata kepadanya, “Wahai pemuda, engkau akan menjadi oarang yang besar. Janganlah engkau menyia-nyiakn dirimu dengan bermaksiat kepada Allah tapi pelajarilah Ilmu agama ini dengan baik”

(Bersambung)

(Sumber : Kajian/Ta’lim Ust .Harman Tadjang, Lc)

2 comments:

Silahkan tinggalkan komentar anda

logo
Copyright © 2012 KIAT .
Blogger Template by Clairvo