separate
KIAT (Kumpulan Kisah dan Untaian Nasehat) berisi deretan kisah-kisah terbaik sepanjang zaman sejak Manusia pertama Nabi Adam hingga sekarang
banner ad
logo

Monday, December 31, 2012

Donat Madu Mini

Dialog Nabi Adam dan Nabi Musa


Pengantar
Kisah ini hanya bisa diketahui melalui wahyu, karena ia berbicara tentang pertemuan yang tidak disaksikan oleh manusia. Pertemuan Adam dengan Musa. Pertemuan ini terwujud atas dasar permintaan dari Musa. Kita tidak tahu bagaimana hal ini terwujud, akan tetapi kita yakin bahwa ia terjadi karena berita Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam pastilah benar.

Pertemuan seperti ini terjadi pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam manakala beliau bertemu dengan para Nabi dan Rasul di malam Isra’ dan beliau shalat berjamaah dengan mereka sebagai imam di masjid Al-Aqsa. Pada saat Mi’raj ke langit beliau berbincang dengan sebagian dari mereka.


Thursday, November 29, 2012

Donat Madu Mini

Kisah Cinta yang Mengundang Tangis : Ketulusan dan Kesetiaan Cinta Zainab sang Putri Nabi



Ia adalah anak sulung dari pemimpin yang paling mulia, ayahnya adalah al-Amin (orang yang terpercaya), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ibunya adalah ath-Thahirah (wanita yang suci) Khadijah radhiallahu’anhu. Di tengah keluarga yang mulia itulah Zainab kecil dibesarkan dan dididik.
Sebagai anak terbesar ia terbiasa membantu meringankan tugas ibunya dalam urusan rumah tangga, dari merawat rumah sampai mengasuh adik-adiknya (Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah radhiallahu’anhunna jami’an. Dari sanalah ia belajar hidup dalam kesabaran dan keteguhan, sampai-sampai Fathimah yang merupakan putri bungsu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap kakaknya Zainab seperti ibu kecilnya.


Donat Madu Mini

Ummu Sulaim : Pemilik Mahar Termulia


Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda:
Ketika aku memasuki surga, aku mendengar suara langkah kaki, lalu aku bertanya: “Siapa itu?” Malaikat menjawab: “Itu Ghumaisho’ binti Milhan, ibunda Anas bin Malik.” (HR. Muslim: 4494)

Nama aslinya adalah Ghumaisho’ dan juga dipanggil dengan Rumaisho’ binti Milhan dari kaum Anshar, atau yang lebih dikenal dengan kunyahnya yaitu Ummu Sulaim. Ia adalah sosok wanita yang selalu dekat dengan Rasulullah.

Sungguh besar sekali rasa irinya ketika melihat orang lain melakukan kebaikan dan amalan shalih. Ummu Sulaim, saat melihat orang-orang menyambut kedatangan Rasulullah yang hijrah dari Makkah tiba di Madinah.

Wednesday, October 31, 2012

Donat Madu Mini

Kisah Menakjubkan : Abu Abdillah Al Qalanisi dengan Seekor Gajah


Abu Abdillah al-Qalanisi dalam sebuah perjalanannya dengan mengendarai perahu. Tiba-tiba angin kencang menggoncangkan perahu yang ditumpanginya. Seluruh penumpang berdoa dengan khusyu’ demi keselamatan mereka dan mengucapkan sebuah nadzar.

Para penumpang berkata kepada Abu Abdillah, “Masing-masing kami telah berjanji kepada Allah dan bernadzar agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kami. Maka hendaknya kamu juga bernadzar dan bersumpah kepada Allah.” Dia menjawab, “Aku ini orang yang tidak perduli dengan dunia, aku tidak perlu bernadzar.”


Friday, October 26, 2012

Donat Madu Mini

Abu Ayyub Al-Anshari :Jenazahnya ikut Berperang di Konstantinopel


Sahabat KIAT, siapa yang gak kenal dengan sosok pahlawan yang satu ini. Dialah sosok sahabat yang selalu mengambil andil dalam setiap peperangan bersama Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wa sallam. Dia tidak mau ketinggalan dengan momen-momen yang mulia untuk berperang, karena bagi yang pergi berperang dan syahid di medan perang maka dijanjikan baginya Syurga.
Dan inilah yang dialami oleh sahabat yang satu ini. Bagaimana kisahnya? Baca selanjutnya.

Allah mengharumkan namanya di Timur dan di Barat dan mengangkat derajatnya di atas makhluk-makhlukNya yang lain ketika Dia memilih rumah Abu Ayyub sebagai tempat menginap sementara bagi Nabi mulia yang baru berhijrah ke Madinah. Menginapnya Rasulullah di rumah Abu Ayyub merupakan kisah yang teramat indah untuk dikenang kembali.

Sunday, September 30, 2012

Donat Madu Mini

Rasa Cinta yang Begitu Dalam Membawanya ke Syurga


Sahabat KIAT, Seorang pemuda yang menyukai lawan jenisnya itu adalah fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah. Allah telah menciptakan makhluk di bumi ini berpasang-pasangan dan memiliki rasa cinta. Tanpa rasa cinta, hampalah kehidupan dunia ini, tiadalah arti kehidupan ini.

Namun Allah telah menggariskan dalam koridor syariat bagaimana seorang mencintai lawan jenisnya. Allah juga memerintahkan kepada kita untuk menundukkan pandangan karena hal itu adalah lebih suci bagi kita. Mencintai lawan jenis kita janganlah seperti kebanyakan orang yaitu melampiaskan dengan pacaran dan berdua-duaan. Padahal dalam Islam sudah diatur bahwa hal tersebut dilarang dan berdampak negatif bagi kita. Pacaran hanya bisa dilakukan jika keduanya sudah dipertemukan dalam bingkai yang halal, yaitu pernikahan.

Berikut ini salah satu kisah seorang pemuda yang tanpa sengaja melihat seorang wanita hingga tumbuhlah benih-benih cinta dalam dirinya. Hingga akhirnya cintanya terbawa  mati. (komentar kami : inilah akibat dari tidak menjaga pandangan)

Dari Raja bin ‘Umar an-Nakha’iy, dia berkata,
“Di Kufah ada seorang pemuda berparas tampan, sangat rajin beribadah dan sungguh-sungguh. Dia juga termasuk salah seorang Ahli Zuhud. Suatu ketika, dia singgah beberapa waktu di perkampungan kaum Nukha’ lalu tanpa sengaja matanya melihat seorang wanita muda mereka yang berparas elok nan rupawan. Ia pun tertarik dengannya dan akalnya melayang-layang karenanya. Rupanya, hal yang sama dialami si wanita tersebut. Pemuda ini kemudian mengirim utusan untuk melamar si wanita kepada ayahnya namun sang ayah memberitahukannya bahwa dia telah dijodohkan dengan anak pamannya (sepupunya). Kondisi ini membuat keduanya begitu tersiksa dan teriris.

Lalu si wanita mengirim utusan kepada si pemuda ahli ibadah tersebut berisi pesan, "Sudah sampai ke telingaku perihal kecintaanmu yang teramat dalam kepadaku dan cobaan ini begitu berat bagiku disertai liputan perasaanku terhadapmu. Jika berkenan, aku akan mengunjungimu atau aku permudah jalan bagimu untuk datang ke rumahku."
 Lantas dia berkata kepada utusannya itu, "Dua-duanya tidak akan aku lakukan. Dia kemudian membacakan firman-Nya, ‘Sesungguhnya aku takut siksaan pada hari yang agung jika berbuat maksiat kepada Rabbku.’ (Q.s.,az-Zumar:13) Aku takut api yang lidahnya tidak pernah padam dan jilatannya yang tak pernah diam."

Tatkala si utusan kembali kepada wanita itu, dia lalu menyampaikan apa yang telah dikatakan pemuda tadi, lantas berkatalah si wanita,
"Sekalipun yang aku lihat darinya demikian namun rupanya dia juga seorang yang amat zuhud, takut kepada Allah? Demi Allah, tidak ada seorang pun yang merasa dirinya lebih berhak dengan hal ini (rasa takut kepada Allah) dari orang lain. Sesungguhnya para hamba dalam hal ini adalah sama."

Kemudian dia meninggalkan gemerlap dunia, membuang semua hal yang terkait dengannya, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu (untuk menampakkan kezuhudan) dan berkonsentari dalam ibadah. Sekalipun demikian, dia masih hanyut dan menjadi kurus kering karena cintanya terhadap si pemuda serta perasaan kasihan terhadapnya hingga akhirnya dia meninggal dunia karena memendam rasa rindu yang teramat sangat kepadanya.

Sang pemuda tampan pun sering berziarah ke kuburnya. Suatu malam, dia melihat si wanita dalam mimpi seolah dalam penampilan yang amat bagus, seraya berkata kepadanya,
"Bagaimana kabarmu dan apa yang engkau temukan setelahku.?"
 Si wanita menjawab,
Sebaik-baik cinta, adalah cintamu wahai kekasih 
Cinta yang menggiring kepada kebaikan dan berbuat baik 

Kemudian dia bertanya lagi, "Ke mana kamu akan berada.?"
 Dia menjawab,
Ke kenikmatan dan hidup yang tiada habisnya
Di surga nan kekal, milik yang tak pernah punah

Dia berkata lagi kepadanya, "Ingat-ingatlah aku di sana karena aku tidak pernah melupakanmu."
Dia menjawab, "Demi Allah, akupun demikian. Aku telah memohon Rabbku, Mawla-ku dan kamu, lantas Dia menolongku atas hal itu dengan kesungguhan."
 Kemudian wanita itupun berpaling. Lantas aku berkata kepadanya, "Kapan aku bisa melihatmu.?"
 Dia menjawab, "Engkau akan mendatangi kami dalam waktu dekat."

Rupanya benar, pemuda itu tidak hidup lama lagi setelah mimpi itu, hanya tujuh malam. Dan, setelah itu, dia pun menyusul, berpulang ke rahmatullah. Semoga Allah merahmati keduanya.

(Sumber: al-Maw’id Jannât an-Na’îm karya Ibrâhîm bin ‘Abdullah al-Hâzimy)

Friday, September 28, 2012

Donat Madu Mini

Kisah Cinta yang Mengharukan : Menikah dengan Mahar dua Dirham


Sahabat KIAT, mungkin kita terkadang mendengarkan berita seorang bapak tidak mau menikahkan putri kesayangannya karena lelaki yang datang melamarnya adalah lelaki miskin dan tidak memiliki harta yang banyak. Sehingga lelaki tersebut ditolak mentah-mentah. Putrinya dianggap sebagai suatu barang mahal yang harus dipersunting dengan mahar yang tinggi.

Tapi kisah yang satu ini sungguh sangat berbeda. Sang bapak mencarikan pendamping untuk putrinya, bukan dilihat dari hartanya. Baginya harta bukanlah parameter bagi seorang lelaki yang mempersunting putrinya. Lantas sosok lelaki yang bagaimanakah yang pantas mendampingi putrinya??? Simak kisah seorang tabi'in berikut.


Thursday, August 30, 2012

Donat Madu Mini

Tangisan Muhammad bin Munkadir pada Shalat Malamnya


Sahabat KIAT,

Sungguh mengharukan ketika kita membaca kisah-kisah para salaf terdahulu. Mereka mudah tersentuh dan menangis. Salah satu contohnya adalah Muhammad bin Munkadir. Bagaimanakah tangisan Muhammad bi Munkadir? Simak kisahnya.

Suatu kali ada seorang tabi’in, Muhammad bin Munkadir menunaikan shalat malam, tiba-tiba ia menangis dan isakan tangisnya semakin tak mampu ditahannya. Sehingga keluarganya terkejut dan bertanya kepadanya, “Apa yang menyebabkan kamu menangis?

Muhammad bin Munkadir tak mampu menjawab, dan masih dalam keadaan menangis. Akhirnya mereka berinisiatif meminta tolong kepada Abu Hazim yang dikenal sebagai seorang ulama yang juga teman Muhammad bin Munkadir untuk menasehatinya.

Tak lama kemudian, Abu Hazim datang sementara Muhammad bin Munkadir masih menangis. Abu Hazim berkata, “Wahai saudaraku, apa yang menyebabkan anda menangis? Anda telah membuat khawatir keluarga anda. Apakah karena suatu penyakit? Atau apa yang sebenarnya menimpa anda?” Dia menjawab, “Sungguh bacaanku sampai pada suatu ayat dalam kitab Allah -azza wa jalla- lalu saya menangis”. Abu Hazim bertanya, “Ayat yang manakah itu?”, Dia menjawab, “Firman Allah yang artinya,”Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”.(QS : Az Zumar :47)

Mendengar ayat tersebut dibacakan, Abu Hazim turut menangis bersamanya, bahkan keduanya makin larut dalam tangisan. Sehingga ada anggota keluarga berkata kepada Abu Hazim, “Kami mengundang anda supaya menghilangkan kesedihannya namun ternyata anda membuatnya semakin larut dalam kesedihan”.
Begitulah keadaan ulama sejati, ilmu dan amalnya menambah rasa takut kepada Allah.

Dikutip dari majalah Ar-Risalah Rubrik Tadzkirah

Donat Madu Mini

Ukasyah bin Mihshan : Didoakan oleh Rasulullah Masuk Syurga


Diriwayatkan dari Abu Hurairah dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 'Di antara umatku nanti terdapat 70.000 orang akan masuk Surga tanpa hisab. Wajah mereka bersinar sebagaimana bulan purnama'."
Abu Hurairah berkata, "Kemudian Ukasyah bin Mihshan al-Asadi berdiri sambil mengangkatnimarah lalu berkata, 'Wahai Rasulullah, doakanlah aku kepada Allah agar aku termasuk dalam kelompok itu.' Rasulullah bersabda, 'Ya Allah masukkanlah Ukasyah ke dalam rombongan itu!'


Tuesday, July 10, 2012

Donat Madu Mini

Kisah Mengharukan, Ulbah bin Zaid sang Faqir yang Dermawan


Sahabat KIAT...
Ulbah bin Zaid adalah salah satu potret sang faqir yang dermawan. 
Lantas apa yang dapat dia infakkan? 
Padahal tidak memiliki apa-apa. 
Mengapa Allah mendengarkan doa-doanya? Padahal tidak ikut andil dalam berjihad. 
Pasti dia memiliki keistimewaan. 
Apa sih keistimewaannya? 
Yuk kita simak kisahnya....




Ulbah bin Zaid adalah salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam dan dia adalah salah satu potret kedermawanan si faqir. Bagaimana si faqir dermawan? Ini adalah hal yang luar biasa. Biasanya kedermawanan berasal dari yang kaya. Ulbah bin Zaid si faqir yang sangat dermawan.

Wednesday, June 27, 2012

Donat Madu Mini

Kisah unik di Zaman Umar bin Khattab : Bayi Lahir di dalam Kubur

dikutip dari khutbah syeikh Sholih Al-Maghomisy (Imam besar masjid Quba) beliau bercerita, 

Dikisahkan bahwa pada zaman khalifah Umar bin Khottob Radiyallahu ‘anhu, seseorang datang bersama anaknya kepada Amirul Mu’minin. Pasangan ayah dan anak ini mempunyai wajah yang sangat mirip sekali sehingga membuat Amirul Mu’minin terkaget-kaget sambil berkata,
“Demi Allah, aku tidak pernah melihat keajaiban ini sebelumnya. Dan tidaklah kemiripan anda wahai sang ayah dengan anakmu kecuali seperti kemiripan seeokor burung gagak dengan kawannya.”

Saturday, May 12, 2012

Donat Madu Mini

Baqi bin Makhlad Al-Aldalus : Rela menjadi Pengemis demi mendapatkan Ilmu


Imam Baqi bin Makhlad Al-Andalus rela menyamar sebagai pengemis demi untuk mendengarkan ilmu dari Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah.
Ini adalah  kisah yang unik lagi menarik, yang terjadi pada diri seorang ulama yang melakukan perjalanan dari Andalusia ke Baghdad untuk menemui salah seorang Imam dan mengambil ilmu darinya. Namun, saat ia sampai kepadanya, ia mendapatinya sedang diboikot dan diisolir, tidak boleh menemui manusia. Maka, dia membuta taktik dan cara unik, sehingga dia bisa bertemu dengannya dan mengambil ilmu darinya. Cara yang mungkin tak pernah terbayangkan, menjadi seorang pengemis.

Berikut kisahnya. Dia adalah Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad Al-Andalusi Al-Hafidz, lahir tahun 201 H. Dia melakukan perjalanan dari Andalusia ke Baghdad dengan berjalan kaki demi untuk  bertemu dengan imam Ahmad bin Hanbal dan mengambil ilmu darinya.

(berikut peta perjalanannya, dari negeri Andalusia berjalan ke Baghdad, Iraq)

Dikisahkan darinya  bahwa ia berkata : “Ketika aku hampir tiba di Baghdad, aku mendengar berita ujian yang menimpa Imam Ahmad bin Hanbal yaitu ia pun dilarang berkumpul dan mendengarkan ilmu dari beliau (karena pada saat itu Imam Ahmad terkena fitnah Khalqul Qur’an dan dia termasuk orang yang menolak  bahwa Al Qur’an adalah Makhluk. Dia teguh dengan aqidah dan keyakinannya bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah). Aku sangat sedih karenanya, lalu aku pun memilih tempat untuk singgah. Setelah aku letakkan barang bawaanku di kamar yang aku kontrak di sebuah penginapan, maka aku tidak melakukan apapun selain mendatangi masjid jami’ yang besar. Aku ingin duduk bersama halaqah-halaqah yang ada, dan mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

Aku mendatangi sebuah halaqah yang mulia, ternyata ada seorang laki-laki yang mengajarkan tentang ilmu perawi hadits. Aku bertanya kepada orang yang berada di dekatku, ‘Siapa dia?’ Dia menjawab, ‘Yahya bin Ma’in.’ Maka, aku melihat celah yang terbuka di dekatnya. Aku bergegas mendekat kepadanya, seraya berkata, ‘Wahai Abu Zakariya, semoga Allah merahmatimu. Aku adalah seorang laki-laki perantau, yang negerinya jauh. Aku ingin bertanya, mohon jangan meremehkanku.’ Dia berkata kepadaku, ‘Katakanlah.’ Maka, aku bertanya kepadanya tentang sebagian ahli hadits yang aku temui. Dia merekomendasikan baik sebagian dari mereka, dan merekomendasikan cacat sebagaian yang lainnya.

Di akhir pertanyaan, aku bertanya kepadanya tentang Hisyam bin Ammar, aku sendiri banyak mengambil ilmu darinya. Yahya berkata, ‘Abul Walid Hisyam bin Ammar, ahli shalat dari Damaskus, tsiqah bahkan di atas tsiqah. Dan, kalau pun di balik pakaiannya terdapat kesombongan atau dia menenteng kesombongan, maka itu tidak berpengaruh apa pun terhadapnya, karena kebaikan dan kemuliannya.’ Maka, orang-orang yang berada di halaqah berteriak, ‘Cukup bagimu, semoga Allah merahmatmu, yang lainnnya juga memiliki pertanyaan.’
Akupun berkata sambil berdiri, ‘ Aku bertanya kepadamu tentang seorang laki-laki, Ahmad bin Hanbal?’ Maka, Yahya bin Ma’in memandangku heran, dia berkata kepadaku, ‘Orang seperti kita membeberkan Imam Ahmad bin Hanbal? Dia adalah Imam kaum muslimin, orang terbaik dan termulia dari mereka.’

Aku pun keluar mencari tahu rumah Imam Ahmad bin Hanbal. Kemudian ada orang menunjukkan diriku. Aku mengetuk pintu rumahnya. Dia pun keluar dan membuka pintu. Dia melihat laki-laki yang belum dikenalnya.

Aku berkata, ‘Wahai Abu Abdillah, aku adalah seorang laki-laki perantau, yang negerinya jauh. Inilah kedatanganku pertama kali di negeri ini. Aku pencari hadits dan pengumpul sunnah. Aku tidak melakukan perjalanan, kecuali hanya kepadamu.’
Dia berkata kepadaku, ‘Masuklah lorong itu, dan jangan sampai terlihat oleh seorang pun.’
Dia bertanya kepadaku, ‘Di mana negerimu?’
Aku menjawab, ‘Daerah Maghrib yang jauh.’
Dia bertanya kepadaku, ‘Afrika?’
Aku menjawab, ‘Lebih jauh lagi. Aku menyeberangi lautan untuk tiba di Afrika. Negeriku Andalus.’
Dia berkata, ‘Negerimu benar-benar jauh. Tidak ada sesuatu yang lebih aku sukai daripada membantu orang sepertimu dengan baik, untuk mewujudkan keinginannya. Hanya saja, saat ini aku sedang menghadapi ujian dengan sesuatu yang mungkin kamu telah mendengarkannya.’
Aku berkata, ‘Benar, aku telah mendengarkannya, saat aku berjalan ingin menemuimu dan hampir tiba di sini.’
Aku bertanya kepadanya, ‘Wahai Abu Abdillah, ini adalah kedatanganku yang pertama kali. Aku adalah orang yang tidak di kenal di kalangan kalian. Jika Anda berkenan, aku akan datang setiap hari dengan menyamar sebagai peminta-minta. Di depan pintu, aku akan mengucapkan apa yang sering diucapkan para pengemis. Lalu, Anda keluar ke tempat ini. Seandainya Anda tidak menyampaikan setiap hari kecuali hanya satu hadits saja, maka itu sudah cukup bagiku.’
Dia menjawab, ‘Ya, dengan syarat kamu jangan muncul di halaqah-halaqah, dan tidak pula kepada para ahli hadits.’
Aku menjawab, ‘Aku janji.’

Pada hari berikutnya, akau mengambil ranting pohon dengan tanganku, kemudian membebat kepalaku dengan kain. Kertas dan tinta aku sembunyikan di balik lengan bajuku. Lalu, aku mendatanginya pintunya sambil teriak, ‘Pahala, semoga Allah merahmati kalian.’ Begitulah yang diterikkan oleh para peminta-minta di sana. Maka, dia keluar kepadaku dan menutup pintu. Dia menyampaikan dua, tiga hadits atau lebih kepadaku.

Aku terus melakukan hal itu sampai orang yang menimpakan ujian kepadanya telah mati. Setelah itu, kepemimpinan di ambil alih oleh orang yang berpegang kepada madzhab ahlussunnah. Maka, Imam Ahmad bin Hanbal kembali muncul, namanya naik daun. Dia dihormati di mata manusia, ketokohannya terkenal, orang-orang berduyun-duyun mendatanginya. Dan, dia semakin mengetahui kesabaranku yang sebenarnya. Jika aku mendatangi halaqahnya, dia melapangkannya untukku dan mendekatkanku kepada dirinya. Dia berkata kepada para ahli hadits, ‘Orang ini inilah yang paluing berhak menyandang predikat sebagai pencari ilmu.’ Kemudian, dia menceritakan kisahku bersamanya. Dia menyodorkan hadits kepadaku, membacakannya untukku, dan aku membacakannya kepadanya.

Suatu ketika, aku jatuh sakit. Aku berusaha untuk segera sembuh. Imam Ahmad bin Hanbal mencariku, karena aku tidak hadir di majelisnya. Dia bertanya tentang diriku, dan ada yang memberi tahu perihal sakitku kepadanya. Maka, dia langsung berdiri, berjalan untuk menjengukku bersama orang banyak. Saat itu, aku terlentang di kamar yang aku sewa, beralaskan tikar, berselimut kain dan buku-buku yang ada di kepalaku.
Aku mendengar suara gaduh di penginapanku. Aku mendengar mereka berkata, ‘Dia di sana. Lihatlah ini imam kaum muslimin datang.’ Pemilik penginapan pun datang kepadaku dengan tergopoh-gopoh. Dia berkata kepadaku, ‘Wahai Abu Abdirrahman, ini Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal, imam kaum muslimin datang menjengukmu.’

Imam Ahmad segera masuk. Dia duduk di sisi kepalaku. Kamar tersebut penuh sesak dengan orang-orang sampai tidak muat. Sebagian dari mereka berada di luar kamar dengan berdiri, sementara tergenggam pena di tangan mereka. Imam Ahmad tidak mengatakan kepadaku melebihi dari kata-kata ini. Dia berkata, ‘Wahai Abu Abdirrahman, berbahagialah dengan pahala Allah. Engkau telah menjalani hari-hari sehat, yang tidak ada sakit padanya. Dan, engkau sekarang sedang menjalani hari-hari sakit, yang tidak ada sehat padanya. Semoga Allah meninggikanmu kepada keselamatan, dan mengusapkan kesembuhan kepadamu dengan tangan kanan-Nya.’ Aku melihat pena-pena menulis lafazh yang Imam Ahmad ucapkan.

Kemudian, dia keluar meninggalkanku. Maka, penghuni penginapan berbondong-bondong mndatangiku, mengasihiku, dan melayaniku dengan pamrih agama dan ingin mendapatkan pahala dari Allah. Ada yang membawakan kasur, ada yang membawakan selimut dan makanan-makanan yang lezat. Dalam merawat diriku yang sedang sakit, mereka lebih perhatian daripada keluargaku, seandainya kau berada di tengah-tengah mereka. Hal itu karena aku telah di jenguk oleh seorang laki-laki shalih.

Subhanallah...
Begitulah Allah memuliakan orang-orang yang berilmu dan bersabar dalam memuntut ilmu. Akan diangkat derajatnya di sisi Manusia.

Sumber: Dahsyatnya Kesabaran Para Ulama, Syaikh Abdul Fatah,  Zam-Zam Mata Air Ilmu, 2008
Edited by : Abu Ubaid Assabbaby

Tuesday, February 07, 2012

Donat Madu Mini

Kisah Indah sang Pemuda dengan Bidadari Syurga

Abdul Wahid bin Zaid berkata, “Ketika kami sedang duduk-duduk di majelis kami, aku pun sudah siap dengan pakaian perangku, karena ada komando untuk bersiap-siap sejak Senin pagi. Kemudian saja ada seorang laki-laki membaca ayat, (artinya) ‘Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka dengan memberi Surga.’ (At-Taubah: 111). Aku menyambut, “Ya, kekasihku.”

Laki-laki itu berkata, “Aku bersaksi kepadamu wahai Abdul Wahid, sesungguhnya aku telah menjual jiwa dan hartaku dengan harapan aku memperoleh Surga.”
Aku menjawab, “Sesungguhnya ketajaman pedang itu melebihi segala-galanya. Dan engkau sajalah orang yang aku sukai, aku khawatir manakala engkau tidak mampu bersabar dan tidak mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.”

logo
Copyright © 2012 KIAT .
Blogger Template by Clairvo