Rasa Cinta yang Begitu Dalam Membawanya ke Syurga
Sahabat KIAT, Seorang pemuda yang menyukai lawan jenisnya itu adalah fitrahnya sebagai makhluk ciptaan Allah. Allah telah menciptakan makhluk di bumi ini berpasang-pasangan dan memiliki rasa cinta. Tanpa rasa cinta, hampalah kehidupan dunia ini, tiadalah arti kehidupan ini.
Namun Allah telah menggariskan dalam koridor syariat bagaimana seorang mencintai lawan jenisnya. Allah juga memerintahkan kepada kita untuk menundukkan pandangan karena hal itu adalah lebih suci bagi kita. Mencintai lawan jenis kita janganlah seperti kebanyakan orang yaitu melampiaskan dengan pacaran dan berdua-duaan. Padahal dalam Islam sudah diatur bahwa hal tersebut dilarang dan berdampak negatif bagi kita. Pacaran hanya bisa dilakukan jika keduanya sudah dipertemukan dalam bingkai yang halal, yaitu pernikahan.
Berikut ini salah satu kisah seorang pemuda yang tanpa sengaja melihat seorang wanita hingga tumbuhlah benih-benih cinta dalam dirinya. Hingga akhirnya cintanya terbawa mati. (komentar kami : inilah akibat dari tidak menjaga pandangan)
Dari Raja bin ‘Umar an-Nakha’iy, dia berkata,
“Di Kufah ada seorang pemuda berparas tampan, sangat rajin beribadah dan sungguh-sungguh. Dia juga termasuk salah seorang Ahli Zuhud. Suatu ketika, dia singgah beberapa waktu di perkampungan kaum Nukha’ lalu tanpa sengaja matanya melihat seorang wanita muda mereka yang berparas elok nan rupawan. Ia pun tertarik dengannya dan akalnya melayang-layang karenanya. Rupanya, hal yang sama dialami si wanita tersebut. Pemuda ini kemudian mengirim utusan untuk melamar si wanita kepada ayahnya namun sang ayah memberitahukannya bahwa dia telah dijodohkan dengan anak pamannya (sepupunya). Kondisi ini membuat keduanya begitu tersiksa dan teriris.
Lalu si wanita mengirim utusan kepada si pemuda ahli ibadah tersebut berisi pesan, "Sudah sampai ke telingaku perihal kecintaanmu yang teramat dalam kepadaku dan cobaan ini begitu berat bagiku disertai liputan perasaanku terhadapmu. Jika berkenan, aku akan mengunjungimu atau aku permudah jalan bagimu untuk datang ke rumahku."
Lantas dia berkata kepada utusannya itu, "Dua-duanya tidak akan aku lakukan. Dia kemudian membacakan firman-Nya, ‘Sesungguhnya aku takut siksaan pada hari yang agung jika berbuat maksiat kepada Rabbku.’ (Q.s.,az-Zumar:13) Aku takut api yang lidahnya tidak pernah padam dan jilatannya yang tak pernah diam."
Tatkala si utusan kembali kepada wanita itu, dia lalu menyampaikan apa yang telah dikatakan pemuda tadi, lantas berkatalah si wanita,
"Sekalipun yang aku lihat darinya demikian namun rupanya dia juga seorang yang amat zuhud, takut kepada Allah? Demi Allah, tidak ada seorang pun yang merasa dirinya lebih berhak dengan hal ini (rasa takut kepada Allah) dari orang lain. Sesungguhnya para hamba dalam hal ini adalah sama."
Kemudian dia meninggalkan gemerlap dunia, membuang semua hal yang terkait dengannya, mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu (untuk menampakkan kezuhudan) dan berkonsentari dalam ibadah. Sekalipun demikian, dia masih hanyut dan menjadi kurus kering karena cintanya terhadap si pemuda serta perasaan kasihan terhadapnya hingga akhirnya dia meninggal dunia karena memendam rasa rindu yang teramat sangat kepadanya.
Sang pemuda tampan pun sering berziarah ke kuburnya. Suatu malam, dia melihat si wanita dalam mimpi seolah dalam penampilan yang amat bagus, seraya berkata kepadanya,
"Bagaimana kabarmu dan apa yang engkau temukan setelahku.?"
Si wanita menjawab,
Sebaik-baik cinta, adalah cintamu wahai kekasih
Cinta yang menggiring kepada kebaikan dan berbuat baik
Kemudian dia bertanya lagi, "Ke mana kamu akan berada.?"
Dia menjawab,
Ke kenikmatan dan hidup yang tiada habisnya
Di surga nan kekal, milik yang tak pernah punah
Dia berkata lagi kepadanya, "Ingat-ingatlah aku di sana karena aku tidak pernah melupakanmu."
Dia menjawab, "Demi Allah, akupun demikian. Aku telah memohon Rabbku, Mawla-ku dan kamu, lantas Dia menolongku atas hal itu dengan kesungguhan."
Kemudian wanita itupun berpaling. Lantas aku berkata kepadanya, "Kapan aku bisa melihatmu.?"
Dia menjawab, "Engkau akan mendatangi kami dalam waktu dekat."
Rupanya benar, pemuda itu tidak hidup lama lagi setelah mimpi itu, hanya tujuh malam. Dan, setelah itu, dia pun menyusul, berpulang ke rahmatullah. Semoga Allah merahmati keduanya.
(Sumber: al-Maw’id Jannât an-Na’îm karya Ibrâhîm bin ‘Abdullah al-Hâzimy)
kerennya kak....
ReplyDeleteini yang musti dibaca dan dipahami oleh setiap pemuda. izin share. all dari postingan ta kak... ^^