Kisah Menakjubkan : Sang Penerobos Benteng
Ketika Maslamah ibn Abdul Malik bersama pasukannya mengepung sebuah benteng Romawi, hanya ada satu jalan masuk ke dalamnya. Setelah pengepungan berlangsung beberapa lama, Maslamah berseru kepada pasukannya, "Barangsiapa berani menerobos pintu, kalau dia mati saat menerobosnya, maka dia akan mendapatkan surga, Insya Allah. Kalau dia selamat, maka tanah yang ada di balik pintu itu pantas untuknya. Lalu, dia harus membuka pintu itu agar pasukan Islam dapat masuk ke dalam benteng sebagai pemenang."
Seorang prajurit, yang mukanya ditutup kain, berdiri seraya berkata, "Aku akan melakukannya, wahai Panglima."
Selama tiga hari Maslamah ibn Abdul Malik bertanya-tanya, "Siapakah orang yang mengenakan tutup muka itu? Siapakah yang telah membuka pintu benteng?"
Tak seorangpun yang berdiri mengaku. Pada hari ketiga, Maslamah pun berkata, "Aku bersumpah, agar orang yang mengenakan tutup muka menemui aku, kapan pun waktunya, siang ataupun malam."
Pada tengah malam, ada yang mengetuk pintu tendanya. Maslamah bertanya, "Engkaukah orang yang mengenakan tutup muka?"
Orang itu menjawab, "Dia meminta tiga syarat sebelum engkau melihatnya."
"Apa itu?" tanya Maslamah.
"Engkau tidak boleh mengumumkan namanya kepada orang-orang, engkau tidak boleh memberinya imbalan apapun, dan engkau tidak boleh melihatnya sebagai orang yang memiliki keistimewaan," kata orang itu. Dengan kata lain, dia tidak menginginkan apa-apa.
"Aku terima," kata Maslamah.
Orang itu berkata, "Memang, akulah orang yang mengenakan tutup muka itu."
Maslamah langsung menghampiri dan memeluknya. Karena itu, di antara doa Maslamah, "Ya Allah kumpulkanlah aku bersama orang yang mengenakan tutup muka. Ya Allah, kumpulkanlah aku bersama orang yang mengenakan tutup muka."
(al Minhaj fi al Mafahim al Islamiyah wa ad Da'wah, Hasyim Muhammad, jilid 2 hal. 76)
Seorang prajurit, yang mukanya ditutup kain, berdiri seraya berkata, "Aku akan melakukannya, wahai Panglima."
Selama tiga hari Maslamah ibn Abdul Malik bertanya-tanya, "Siapakah orang yang mengenakan tutup muka itu? Siapakah yang telah membuka pintu benteng?"
Tak seorangpun yang berdiri mengaku. Pada hari ketiga, Maslamah pun berkata, "Aku bersumpah, agar orang yang mengenakan tutup muka menemui aku, kapan pun waktunya, siang ataupun malam."
Pada tengah malam, ada yang mengetuk pintu tendanya. Maslamah bertanya, "Engkaukah orang yang mengenakan tutup muka?"
Orang itu menjawab, "Dia meminta tiga syarat sebelum engkau melihatnya."
"Apa itu?" tanya Maslamah.
"Engkau tidak boleh mengumumkan namanya kepada orang-orang, engkau tidak boleh memberinya imbalan apapun, dan engkau tidak boleh melihatnya sebagai orang yang memiliki keistimewaan," kata orang itu. Dengan kata lain, dia tidak menginginkan apa-apa.
"Aku terima," kata Maslamah.
Orang itu berkata, "Memang, akulah orang yang mengenakan tutup muka itu."
Maslamah langsung menghampiri dan memeluknya. Karena itu, di antara doa Maslamah, "Ya Allah kumpulkanlah aku bersama orang yang mengenakan tutup muka. Ya Allah, kumpulkanlah aku bersama orang yang mengenakan tutup muka."
(al Minhaj fi al Mafahim al Islamiyah wa ad Da'wah, Hasyim Muhammad, jilid 2 hal. 76)
0 komentar:
Post a Comment
Silahkan tinggalkan komentar anda